Internet sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat saat ini. Pencarian informasi banyak dilakukan di internet. Seperti melalui website atau blog. Dibandingkan dengan media lain. Tak heran jika bisnis web hosting menjadi booming beberapa tahun terakhir ini.
Walaupun kata hosting sudah umum di
dengar masyarakat, namun ternyata tidak semua orang paham apa sebenarnya
pengertian hosting. Padahal, sebagai masyarakat di era digital, seyogyanya
mengetahui apa itu web hosting serta jenis hosting yang ada.
Apalagi bagi yang ingin memiliki website atau blog sendiri, tentu sudah wajib paham apa itu pengertian hosting.
Lebih baik lagi jika ditambah dengan pengetahuan akan jenis hosting. Tujuannya
adalah untuk memilih web hosting yang tepat sesuai dengan kebutuhan website dan
tentunya juga budget yang dimiliki.
Pengertian Hosting dan
Web Hosting, Bagaimana Membeli dan Cara Kerjanya
Pengertian hosting bisa dikatakan
sebagai tempat menyimpan file ataupun data sebuah website. Selayaknya sebuah
tempat penyimpanan, apapun yang disimpan disitu bisa diakses dan diolah atau
dikelola. Pengolahan dan pengelolaannya dilakukan melalui internet.
File atau data pada sebuah website
yang disimpan di dalam hosting adalah email, script, gambar, video, aplikasi,
serta database. Jika diibaratkan, pengertian hosting adalah petak tanah yang
diatasnya dibangun sebuah bangunan yaitu website. Besaran petak tanah ini
tergantung dari seberapa besar file-file di dalam website.
Jadi, bagi orang yang ingin memiliki
website tentunya harus memiliki hostingnya terlebih dahulu. Caranya, tentu saja
dengan cara membeli. Selayaknya sebuah rumah, tentu ada alamatnya, alamat
inilah yang disebut domain. Hosting dan domain adalah dua hal yang harus dibeli
jika ingin memiliki sebuah website.
Fungsi utama hosting adalah sebagai
tempat penyimpanan di mana semua orang nantinya bisa mengakses penyimpanan
tersebut. File-file di dalam website akan disimpan di dalam sebuah server
hosting. Semakin besar file, maka semakin besar juga kapasitas server yang
diperlukan.
Idealnya, layanan hosting harus
memiliki 3 faktor yaitu uptime yang stabil di atas 99,90%, load time page cepat
di bawah 1 detik, serta support yang baik. Sayangnya, tidak semua hosting
provider lokal di Indonesia bisa memenuhi 3 faktor itu. Tidak heran banyak
orang yang memilih provider internasional seperti Bluehost, Hostgator, ataupun
Cloudways.
Setelah mengerti tentang pengertian
hosting, maka lanjutkan dengan mengetahui apa itu web hosting.
Baca juga: Prinsip dan Cara Kerja Share Hosting Server yang Perlu Diketahui
Di Mana dan
Bagaimana Cara Membeli Hosting?
Setelah paham tentang pengertian hosting, hal selanjutnya yang perlu diketahui adalah di mana dan bagaimana cara membeli hosting. Umumnya, membeli hosting juga sepaket dengan membeli domain. Cara paling mudah adalah dengan membeli hosting di penyedia layanan web hosting.
Biasanya, penyedia layanan web
hosting akan menjual hosting dalam bentuk paket. Setiap paket berisi
fitur-fitur dan besaran storage yang bisa didapatkan. Semakin besar storage dan
semakin beragam fitur yang didapatkan, maka biaya hosting akan lebih mahal.
Pada paket-paket unlimited biasanya pembelian hosting sudah termasuk membeli
domain.
Cara membelinya sebenarnya cukup
mudah dan bahkan bisa dibeli secara online. Pembeli hanya perlu masuk ke
website penyedia web hosting, memilih paket yang diinginkan, kemudian membayarnya.
Ada banyak pilihan pembayaran untuk pembelian hosting ini.
Periode pembelian hosting umumnya
untuk satu tahun dan bisa diperpanjang. Jadi, selama satu tahun pemilik website
akan mendapat layanan berupa pemeliharaan website. Termasuk di dalamnya maintenance
server. Untuk setiap permasalahan yang ditemui dalam perjalanannya, akan ada
support staff atau helpdesk yang akan membantu menyelesaikan kendala-kendala.
Baca juga: Cara Menambahkan Domain di Hosting
Web Hosting
dan Cara Kerjanya
Sebelum membahas jenis-jenis
hosting, sebaiknya menggali lagi lebih dalam tentang bagaimana cara kerja web
hosting. Tujuanya adalah untuk bisa menentukan hosting seperti apa yang cocok
dengan kebutuhan website yang sedang dibangun.
Web hosting adalah sebuah layanan
atau jasa penyedia hosting, di mana sebuah komputer terhubung ke internet agar
sebuah website bisa muncul di internet. Ketika sebuah website sudah selesai
dibangun, maka website itu bisa diakses oleh komputer lain yang terhubung ke
internet.
Tugas dari web hosting adalah
menyediakan storage space untuk website atau aplikasi pada server di internet.
Jadi, tidak salah jika saat ini web hosting selalu dikaitkan dengan perusahaan
penyedia jasa layanan ini. Cara kerjanya serupa dengan menyewa sebuah lahan,
ada biaya yang harus dibayar agar bisa mendapatkan layanan.
Baca juga: Cara Kerja Web Hosting
Umumnya, penyedia layanan web
hosting memberikan garansi uang kembali agar pembeli bisa mencoba dulu layanan.
Pada masa percobaan ini pembeli bisa menakar apakah cocok tidaknya layanan yang
diberikan dengan kebutuhan website.
Layanan web hosting untuk website
sederhana tentu saja berbeda dengan website perusahaan. Misalnya, kebutuhan
website untuk blogging tentu berbeda dengan kebutuhan website online shop atau
marketplace. Kebutuhan storage untuk website e-commerce tentu lebih besar
daripada website sederhana.
Jenis-jenis Hosting,
Kelebihan dan Kelemahannya
Mengetahui jenis-jenis hosting sangat penting karena ada banyak layanan hosting yang semuanya bermuara pada bagaimana data pada website disimpan. Namun, kebutuhan setiap website pasti berbeda. Baik dari segi bisnis, budget, serta fitur-fitur yang diinginkan.
Baca juga: Apa itu Hosting Serta Ragam Jenisnya
Oleh karena itu, ada baiknya
menyimak dulu pembahasan di bawah ini mengenai jenis-jenis hosting:
1. Shared
Hosting
Jenis hosting yang pertama adalah
shared hosting yang bisa diibaratkan seperti menyewa sebuah tempat di
co-working space. Layaknya co-working space, pasti lebih sibuk, ramai, dan juga
terbuka karena dipakai bersama-sama. Satu server yang sama, digunakan oleh
banyak pengguna.
Walaupun ramai, pada jenis hosting ini pengguna tetap
mendapatkan semua kenyamanan. Shared hosting sangat cocok untuk website
sederhana atau pemula, karena semua hal terkait maintenance, ketersediaan
fitur, upgrade sistem sudah dijalankan oleh penyedia web hosting.
Dari segi harga, shared hosting
lebih murah dan umumnya ini digunakan oleh pemula yang memiliki budget minim.
Karena digunakan bersama-sama, resources yang tersedia sangat terbatas.
Keterbatasan itu bisa dilihat dari jumlah bandwidth, space penyimpanan, dan
juga fitur-fitur yang diberikan.
Kelebihan menggunakan shared
hosting:
●
Hemat dari segi biaya karena hanya menyewa sebagian
kapasitas server dan digunakan bersama-sama, bukan dedicated server.
●
Ramah bagi pemula karena tidak diharuskan setting
server sendiri.
●
Penyedia hosting bertanggung jawab penuh atas
pemeliharaan server dan tidak perlu merepotkan pengguna.
●
Pemilik website bahkan tidak harus mengerti bahasa
pemrograman
Kekurangan
●
Pengguna tidak dapat melakukan kontrol apapun atas
konfigurasi server termasuk melakukan instalasi.
●
Pengguna hanya bisa mengakses server untuk keperluan
mengakses file website yang dimiliki.
● Karena digunakan bersama-sama, maka ketika traffic sedang tinggi bisa menyebabkan penurunan performa website. Contohnya adalah waktu loading yang lama.
Baca juga: Memahami Pengertian Shared Hosting untuk Pembuatan Website yang Tepat
2. VPS
(Virtual Private Server)
Jika shared server diibaratkan
seperti menyewa space di co-working space, VPS lebih pada menyewa office space
di sebuah gedung. Walaupun bertetangga dengan tenant lain, tetapi pemilik tidak
tergantung pada tenant lain dan bebas melakukan make over apapun.
Jenis hosting yang satu ini cocok
untuk website dengan skala bisnis menengah. Wewenang akses pemilik terhadap
server yang dimiliki lebih besar. Ditambah lagi, pemilik bisa mengatur dan
mengelola server VPS yang dimiliki. Oleh karena itu, pada level ini, pemilik
harus setidaknya paham tentang bahasa pemrograman dan dasar-dasar pengaturan
server.
Baca juga: Mengenal Apa Itu VPS Hosting dan Fungsinya Bagi Sebuah Website
Walaupun memiliki space server
sendiri, namun resources tetap digunakan bersama-sama dengan website lain. Jika
diibaratkan, pada sebuah gedung perkantoran, maka air dan listrik tetap
digunakan secara bersama-sama. Jadi jika ada gangguan pada resources ini,
performa website tetap akan terganggu.
Kelebihan:
●
Harga masih termasuk ekonomis untuk website bisnis
menengah dibandingkan dengan dedicated server.
●
Dengan budget yang tidak terlalu besar, bisa mendapat
alokasi dedicated server tanpa harus membeli keseluruhan server.
●
Pengguna bebas melakukan kustomisasi pada server VPS.
●
Tersedia help desk yang akan membantu permasalahan
selama 24/7 pada jenis VPS managed.
●
Pengguna dapat mengatur scalable sendiri, yaitu bisa
menaikkan dan menurunkan resource tanpa khawatir soal downtime.
Kekurangan:
●
Biaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada shared
server.
●
Ada effort untuk menginstal control panel sendiri.
● Pemilik harus memiliki pengetahuan mengenai server serta sistem operasinya.
Baca juga: Tertarik Menggunakan VPS? Kenali Dulu Kegunaannya!
3.
Dedicated Server
Sebagai yang paling mahal harganya,
membeli dedicated server sama seperti membeli keseluruhan gedung perkantoran.
Investasi yang besar ini tentu akan memberikan pemilik kebebasan penuh dalam
mengatur dan mengorganisir server yang dimiliki.
Tetapi, walaupun gedung perkantoran
tadi sepenuhnya dimiliki sendiri, gedung tersebut tetap berdiri di atas sebuah
lahan yang disebut data center. Maka, jika ada gangguan atau masalah pada data
center akan tetap berdampak pada server.
Dedicated server sangat cocok untuk
website dengan performa dan reliabilitas yang tinggi. Root access penuh pada
server membuat pemilik bebas menginstal software apapun. Dengan space atau
ruang pada server yang lebih banyak, maka website bisa menyimpan sebanyak
mungkin file yang dibutuhkan.
Tetapi, karena semua hal diatur
sendiri oleh pemilih server, maka pemilik haruslah orang yang mumpuni dalam hal
pengorganisasian server. Pemilik harus paham betul bahasa pemrograman agar bisa
me-manage server dengan baik.
Kelebihan:
●
Pengguna mendapat sebuah server fisik khusus untuk
dirinya sendiri.
●
Akses penuh pada root server.
●
Kehandalan server tinggi karena resource server tidak
dibagi dengan website lain.
●
Tingkat keamanan tinggi.
●
Konfigurasi server sepenuhnya ada di tangan pemilik
dedicated server.
Kekurangan:
●
Investasi besar.
●
Potensi kerugian jika alokasi space yang besar tadi
tidak dimanfaatkan secara maksimal.
●
Pemilik harus memiliki pengetahuan tentang sistem
operasi dan server.
●
Pemilik melakukan control panel sendiri.
●
Downtime sering terjadi ketika pemilik melakukan
upgrade atau downgrade, hal ini karena server harus dimatikan.
● Hanya cocok untuk website perusahaan besar yang memerlukan resource yang besar pula.
Baca juga: Apa Itu Dedicated Hosting dan Mengapa Harus Dipilih?
4.
WordPress Hosting
WordPress hosting adalah jenis
hosting yang dibuat khusus untuk user-user WordPress. Bentuknya mirip dengan
shared hosting. Pemilik website yang menggunakan WordPress hosting mendapatkan
konfigurasi server khusus. Pre-installation pada hal-hal penting seperti
security dan caching.
Optimasi konfigurasi pada WordPress
hosting sangat baik sehingga website memiliki performa yang baik pula. Loading
time pada website cepat dan jarang terjadi masalah. Menariknya lagi, ada banyak
fitur tambahan terkait WordPress yang bisa didapatkan oleh pengguna. Ditambah
lagi dengan variasi tema WordPress, specific tool developer serta drag and drop
page builder.
Kelebihan:
●
Investasi minim karena harga hosting yang murah, hampir
mirip dengan harga shared server.
●
Sangat cocok untuk pemula karena mudah digunakan.
●
Pada situs-situs WordPress, performanya sangat baik.
●
1-click installation
●
Dukungan help desk yang sangat paham tentang WordPress
●
Pre-installed tema-tema WordPress dan plugin.
Kekurangan:
●
Hanya cocok untuk website yang dibangun di WordPress.
●
Jika ada website yang tidak dibangun dengan WordPress
kemudian dionlinekan di server, masalah bisa terjadi pada website.
5. Cloud
Hosting
Cloud hosting merupakan paket
hosting favorit para pemilik website karena jarang mengalami downtime. Ini
karena menggunakan cloud hosting berarti pemilik website menggunakan sekelompok
server dalam satu cluster, di mana ada replikasi file dan resources pada
tiap-tiap server.
Pada cloud hosting, jika terjadi
masalah atau traffic sedang tinggi pada salah satu server yang digunakan, maka
secara otomatis traffic website akan dialihkan ke server lainnya. Tentu saja
pengalihan server ini hanya bisa dilakukan di cluster yang sama.
Baca juga: Perbedaan Cloud Hosting dan VPS (Virtual Private Server)
Kelebihan:
●
Efisien dari segi harga karena membayar sesuai dengan
apa yang dipakai.
●
Jarang terjadi downtime, bahkan bisa dibilang tidak ada
sama sekali.
●
Website tetap berjalan normal walaupun ada gangguan
pada server.
●
Resource yang dialokasikan didasarkan pada permintaan.
●
Dibandingkan dengan VPS, cloud hosting lebih scalable.
Kekurangan:
●
Sulit untuk memperkirakan biaya.
● Pemilik tidak selalu mendapat akses root.
Baca juga: Kelebihan dan kelemahan Cloud Hosting
Cara Memilih Hosting
yang Tepat
Ketika memutuskan untuk terjun di
internet secara online dengan memiliki website sendiri, memilih hosting yang
tepat adalah langkah yang harus diambil dengan cara yang benar. Terlebih lagi
jika website diperuntukkan untuk tujuan bisnis.
Pengetahuan tentang pengertian hosting saja tidak cukup tanpa mengetahui tentang hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih web hosting. Hosting bukan saja membuat website bisa diakses oleh pengunjung tetapi juga menyediakan layanan-layanan seperti pengaturan server serta software, bandwidth, uptime, kecepatan dan lain-lain.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Hosting dan Apa Saja Ragam Jenisnya
Lalu, apa saja yang perlu
dipertimbangkan sebelum membeli hosting? Ini daftarnya:
1. Disk
Space
Seperti namanya, disk space berarti
mempertimbangkan berapa besarnya kapasitas penyimpanan pada hardisk server.
Pengguna harus menilik kembali seberapa besar data yang dimiliki dalam
websitenya. Paket hosting yang lebih komplit tentu dibutuhkan agar semua file
dalam website bisa disimpan. Hal ini juga mencakup update konten pada website.
2.
Bandwidth/Traffic
Sesuaikan kebutuhan bandwidth dengan
jenis website yang akan dibangun. Misalnya, jika website ditujukan untuk
kebutuhan akses yang tinggi akan video, gambar, artikel atau elemen-elemen
lain, maka kebutuhan bandwidth akan lebih besar. Maka, pilihlah paket hosting
yang menyediakan bandwidth yang sesuai.
3. Control
Panel
Fungsi utama dari control panel
adalah mengizinkan pengguna untuk mengatur berbagai macam fitur pada web
hosting. Pada pengguna shared server, tampilan pada control panel umumnya GUI
yang berisi gambar, tulisan, atau icon. Itu sebabnya ini cocok untuk pengguna
pemula karena tidak ubahnya mengoperasikan smartphone.
Baca juga: Prinsip dan Cara Kerja Control Panel Hosting
4. Biaya
Membeli hosting merupakan sebuah investasi yang mau tidak mau dikeluarkan oleh para pemilik website. Semakin besar investasi, maka semakin besar kapasitas dan kontrol yang dimiliki pengguna terhadap servernya. Namun, ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan website dan tingkat kemahiran pengguna dalam mengolah server.
5. Email
Jika pengguna ingin juga memiliki
email dan website sendiri maka pilihlah paket web hosting yang memberikan akses
untuk set up email sendiri. Akan terlihat aneh jika alamat email berbeda dengan
domain dari website yang dimiliki. Sebaliknya, website akan terlihat
profesional jika alamat email sama dengan domain website.
6. Uptime
Sebuah studi kasus di SEOChat
meneliti tentang uptime rata-rata pada website populer di dunia. Hasilnya,
studi yang melibatkan 36 situs terkenal seperti Nasdaq, Dell, dan juga
Wikipedia itu menghasilkan temuan waktu muat untuk situs-situs itu sekitar 9,82
– 13,84 detik. Artinya, jika website memiliki waktu muat di kisaran ini, maka
bisa dibilang normal dan cepat jika di bawah ini.
Setelah mengupas tuntas tentang
pengertian hosting, jenis hosting dan bagaimana cara kerjanya, diharapkan para
pemilik website bisa menentukan paket web hosting seperti apa yang cocok.
Paket-paket web hosting yang ditawarkan penyedia layanan hosting harus
disesuaikan dengan tujuan website itu sendiri. Jadi, biaya yang dikeluarkan
sesuai dan tidak mendatangkan kerugian.
Sumber: